Jumat, 01 November 2013

Penomena yang di kenal dengan “gunting syafruddin” tahun 1950



Permasalahan ini yang terjadi pada masa Orde Lama, krisis ekonomi adalah keadaan lain yang menjadi ciri dari periode ini. Dalam masa revolusi dan demokrasi parlementer, pergantian kekuasaan yang terus menerus telah menyebabkan setiap kabinet tidak sempat merealisasikan program ekonomi dan program sosial yang sudah menjadi agenda. Akibatnya perekonomian mejadi terbengkelai. Begitu pula halnya dengan periode demokrasi terpimpin. Kegandrungan akan revolusi, perhatian berlebiahan terhadap persoalan internasional, dan salah urus serta kesalah pahaman manajemen politik telah menyebabkan demokrasi terpimpin mengalami krisis ekonomi yang bisa dikatakan separah keadaan politik pada masa itu. Disamping itu ketika demokrasi terpimpin, Bung Karno secara tegas mengumumkan mengenai penasionalisasian hampir seluruh perusahaan swasta dan asing yang berada di seluruh Indonesia. Ironis lagi ketika tahun 1950 dikenal dengan “gunting syafruddin” dimana nilai mata uang rupiah berubah atas dasar kebijakan Bung Karno dalam menangani kasus inflasi di Indonesia pada saat itu, misalnya uang pecahan seribu rupiah berubah nilai dan nominalnya menjadi seratus rupiah. Politik pengebirian uang yang dilakukan soekarno membuat masyarakat menjadi panik. Apalagi diumumkan secara diam-diam, sementara televisi belum muncul dan hanya diumumkan melalui RRI (Radio Republik Indonesia). Karena dilakukan hari Sabtu, koran-koran baru memuatnya Senin. Dikabarkan banyak orang menjadi gila karena uang mereka nilainya hilang 50 persen. Yang paling menyedihkan mereka yang baru saja melakukan jual beli tiba-tiba mendapati nilai uangnya hilang separuh. Demikian mengenai sebagian dinamika ekonomi pada masa orde lama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer